INTELIGENSI
Inteligensi → Keahlian memecahkan masalah dan
kemampuan untuk beradapatasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup
sehari-hari.
Menurut David
Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan
proses berpikir secara rasional.
Flynn → kemampuan
berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Perbedaan pandangan
awam dengan ahli
Awam
Ahli
- Kemampuan praktis untuk pemecahan masalah Kemampuan memecahkan masalah
- Nalar yang baik → Mampu menunjukkan pengetahuan
- Melihat hubungan diantara berbagai hal mengenai masalah yang dihadapi
- Melihat aspek permasalahan secara → Mengambil keputusan tepat menyeluruh → Menyelesaikan masalah secara
- Pikiran terbuka optimal. → Menunjukkan pikiran jernih
Awam Ahli
Kompetensi sosial Inteligensi Praktis
Ø Menerima
orang lain seperti
→ Tahu situasi
adanya → Tahu cara mencapai tujuan
Ø Mengakui
kesalahan → Sadar terhadap dunia sekeliling
Ø Tertarik
pada masalah sosial
→ Menunjukkan minat terhadap dunia
Ø Tepat
waktu bila berjanji luar
v Ciri
perilaku-perilaku inteligen tinggi : kemampuan untuk memhami dan menyelesaikan
problem mental dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas tinggi dan
imajinasi yang berkembang
v Inteligen
rendah : perilaku lamban, tidak cepat mengerti, kurang mampu menyelesaikan
problem mental yang sederhana
Adapun
faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
Faktor Minat dan
Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak
anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas
empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak.
Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal
tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
TES INTELIGENSI
o Tes individual
→Tes Binet
Tahun 1904 Alfred Binet diminta pemerintah Perancis
menyusun metode untuk identifikasi anak yang tidak mampu belajar di sekolah.
Anak yang kurang mampu belajar di sekolah umum akan diahlikan ke sekolah
khusus. Tahun 1905 berhasil disusun Skala 1905 terdiri dari 130 item.
Binet mengembangkan konsep : Mental Age (MA)→usia metal,
level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain.
1912, Willian Stern menciptakan konsep Intellegence Quotient
(IQ)=
IQ= MA/CA X 100
Jika usia mental sama dengan usia kronologis, IQ =100.
Usia mental dapat berbeda dengan usia kronologis. Bila usia mental di atas usia
kronologis maka IQ >100. Bila usia mental di bawah usia kronologis maka IQ
< 100. Tes Binet untuk usia 2 tahun hinga dewasa.
→ Skala Wechsler
Tes lainnya yang banyak dipakai untuk menilai inteligensi
murid dinamakan skala Wechsler yang dikembangkan oleh David Wechsler.
Memperkenalkan IQ verbal dan IQ Performance. Wechsler Preschool and primary
Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R) untuk menguji anak usia 4 sampai 6 tahun, Wechsler Intelligence Scale for
Children-Revised (WISC-R) untuk anak dan remaja dari usia 6 hingga 16 tahun,
dan Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R).
o Tes kelompok
→Lorge-Thorndike
Intelligence Tests
→Kuhlman-Anderson
Intelligence Tests
→Otis-Lennon
School Mental Abilities
Menginterpretasi
Skor Tes Inteligensi
ü Jauhi
pandangan stereotip dan perkiraan negatif tentang murid
ü Jangan
gunakan tes IQ sebagai ukuran utama untuk kompetensi
ü Berhati-hatilah
dalam menginterpretasikan makna dan seluruh nilai IQ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar