Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka,
contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat.
Menurut World Health Organization (WHO),
definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:
1.
.Impairment: merupakan
suatu keadaan atau kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau
abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi struktur anatomis secara umum
pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami amputasi satu
kakinya, maka dia mengalami kecacatan kaki.
2.
Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami
kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti
kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan
merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
3 .Handicaped: merupakan ketidak
beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disabilityyang
membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Handicaped juga
bisa diartikan suatu keadaan di
mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan dan berkurangnya
fungsi organ individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk
aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi
roda.
Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
1. Kelainan Mental terdiri dari:
a. Mental Tinggi
Sering dikenal dengan anak
berbakatintelektual, di mana selain memiliki kemampuan intelektual di atas
rerata normal yang signifikan juga memiliki kreativitas dan tanggung jawab
terhadap tugas.
b. Mental Rendah
Kemampuan mental rendah atau kapasitas
intelektual (IQ) di bawah rerata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak
lamban belajar (slow learners) yaitu anak yang memilki IQ antara 70 – 90.
Sedangkan anak yang memiliki IQ di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan
khusus.
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
Berkesulitan belajar berkaitan dengan
prestasi belajar (achivement) yang diperoleh siswa. Anak berkesulitan belajar
spesifik adalah anak yang memiliki kapasitas intelektual normal ke atas tetapi
memiliki prestasi belajar rendah pada bidang akademik tertentu.
2. Kelainan Fisik meliputi:
a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
Tunadaksa adalah
individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan
struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan,
termasuk celebral
palsy (kelayuhan otak ), amputasi (kehilangan
organ tubuh), polio, dan lumpuh.
Tingkat gangguan pada
tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan
aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan
melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami
gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam
gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
b. Kelainan Indera Penglihatan
(Tunanetra)
Tunanetra adalah
individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta
total (blind) dan low
vision.
Untuk membantu
tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai orientasi dan mobilitas. Orientasi dan
Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan
arah serta bagaimana menggunakan tongkat
putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu)
Tunarungu adalah
individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah:
1. Gangguan pendengaran
sangat ringan(27-40dB)
2. Gangguan pendengaran
ringan(41-55dB)
3. Gangguan pendengaran
sedang(56-70dB)
4. Gangguan pendengaran
berat(71-90dB)
5. Gangguan pendengaran
ekstrim/tuli(di atas 91dB)
Kelainan pendengaran
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar
(hard of hearing).
d. Kelainan Bicara (Tunawicara)
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat
dimengerti orang lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat fungsional di mana
mungkin disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan
adanya ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ motoris
yang berkaitan dengan bicara.
3. Kelainan Emosi
Gangguan emosi
merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat dari indikasi perilaku
yang tampak pada individu. Adapun klasifikasi gangguan emosi meliputi:
a.
Gangguan Perilaku
· Mengganggu di kelas
· Tidak sabaran-terlalu
cepat bereaksi
· Tidak
menghargai-menentang
· Menyalahkan orang lain
· Kecemasan terhadap
prestasi di sekolah
· Dependen terhadap
orang lain
· Pemahaman yang lemah
· Reaksi yang tidak
sesuai
· Melamun, tidak ada
perhatian, dan menarik diri
b.
Gangguan Konsentrasi (ADD/Attention Deficit Disorder)
Enam atau lebih gejala inattention,
berlangsung paling sedikit 6 bulan, ketidakmampuan untuk beradaptasi, dan
tingkat perkembangannya tidak konsisten. Gejala-gejala inattention tersebut
antara lain:
· Sering gagal untuk
memperhatikan secara detail, atau sering membuat kesalahan dalam pekerjaan
sekolah atau aktivitas yang lain.
· Sering kesulitan untuk
memperhatikan tugas-tugas atau aktivitas permainan
· Sering tidak
mendengarkan ketika orang lain berbicara
· Sering tidak mengikuti
intruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah
· Kesulitan untuk
mengorganisir tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas
· Tidak menyukai
pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah
· Sering tidak membawa
peralatan sekolah seperti pensil, buku, dan sebagainya
· Sering mudah beralih
pada stimulus luar
· Mudah melupakan
terhadap aktivitas sehari-hari
c.
Gangguan Hiperaktive (ADHD/Attention Deficit Hiperactivity Disorder)
· Perilaku tidak bisa
diam
· Ketidakmampuan untuk
memberi perhatian yang cukup lama
· Hiperaktivitas
· Aktivitas motorik yang
tinggi
· Mudah buyarnya
perhatian
· Canggung
· Infeksibilitas
· Toleransi yang rendah
terhadap frustasi
· Berbuat tanpa dipikir
akibatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar